Sabtu, 22 Agustus 2015

Berbuat Baik Tak Ada Ruginya

Berbuat Baik Tak Ada Ruginya

Bertahun-tahun dahulu, pada malam hujan badai, seorang laki-laki tua dan istrinya masuk ke sebuah lobby hotel kecil di Philadelphia. Mencoba menghindari hujan, pasangan ini mendekati meja resepsionis untuk mendapatkan tempat bermalam.

"Dapatkan anda memberi kami sebuah kamar disini ?" tanya sang suami.

Sang pelayan, seorang laki-laki ramah dengan tersenyum memandang kepada pasangan itu dan menjelaskan bahwa ada tiga acara konvensi di kota.

"Semua kamar kami telah penuh," pelayan berkata. "Tapi saya tidak dapat mengirim pasangan yang baik seperti anda keluar kehujanan pada pukul satu dini hari. Mungkin anda mau tidur di ruangan milik saya ? Tidak terlalu bagus, tapi cukup untuk membuat anda tidur dengan nyaman malam ini."

Ketika pasangan ini ragu-ragu, pelayan muda ini membujuk. "Jangan khawatir tentang saya. Saya akan baik-baik saja," kata sang pelayan. Akhirnya pasangan ini setuju.

Ketika pagi hari saat tagihan dibayar, laki-laki tua itu berkata kepada sang pelayan, "Anda seperti seorang manager yang baik yang seharusnya menjadi pemilik hotel terbaik di Amerika. Mungkin suatu hari saya akan membangun sebuah hotel untuk anda." Sang pelayan melihat mereka dan tersenyum. Mereka bertiga tertawa. Saat pasangan ini dalam perjalanan pergi, pasangan tua ini setuju bahwa pelayan yang sangat membantu ini sungguh suatu yang langka, menemukan sesorang yang ramah bersahabat dan penolong bukanlah satu hal yang mudah.

Dua tahun berlalu. Sang pelayan hampir melupakan kejadian itu ketika ia menerima surat dari laki-laki tua tersebut. Surat tersebut mengingatkannya pada malam hujan badai dan disertai dengan tiket pulang-pergi ke New York, meminta laki-laki muda ini datang mengunjungi pasangan tua tersebut. Laki-laki tua ini bertemu dengannya di New York, dan membawa dia ke sudut Fifth Avenue and 34th Street. Dia menunjuk sebuah gedung baru yang megah di sana, sebuah istana dengan batu kemerahan, dengan menara yang menjulang ke langit.

"Itu," kata laki-laki tua, "adalah hotel yang baru saja saya bangun untuk engkau kelola".

"Anda pasti sedang bergurau," jawab laki-laki muda.

"Saya jamin, saya tidak," kata laki-laki tua itu, dengan tersenyum lebar.

Nama laki-laki tua itu adalah William Waldorf Astor, dan struktur bangunan megah tersebut adalah bentuk asli dari Waldorf-Astoria Hotel.

Laki-laki muda yang kemudian menjadi manager pertama adalah George C. Boldt. Pelayan muda ini tidak akan pernah melupakan kejadian yang membawa dia untuk menjadi manager dari salah satu jaringan hotel paling bergengsi di dunia.

PRINSIP HIDUP RAJAWALI KUNCI MENUJU SUKSES


 

Raja = Pemimpin Wali = Panutan itulah mungkin arti dari nama yang diberikan oleh leluhur kita kepada Burung Rajawali. Mengapa dinamai Rajawali? Berikut ini kita kupas 7 Prinsip Hidup yang bisa kita pelajari dari Burung Rajawali.

1. Rajawali Terbang Tinggi dengan sesama Rajawali.
Rajawali terbang tinggi bersama rajawali lainnya bukan dengan burung emprit atau lainnya. Tidak ada burung jenis lain yang mampu terbang lebih tinggi dari rajawali. Burung rajawali memilih untuk membuat sarangnya di bukit-bukit dan gunung batu yang tinggi dimana badai selalu mengancam setiap saat. Untuk mendapatkan makanan, burung ini harus terbang jauh dimana hujan, angin, badai dan salju tidak dapat dihindari.
Falasafah :
Kalo ingin sukses belajarlah dari orang sukses. Jangan belajar dari orang yang belum sukses.

2. Rajawali Tetap Fokus pada Visinya dan Tidak Terpengaruh dengan Hambatan Apapun.
Rajawali memilik penglihatan yang tajam dan bisa terfokus pada targetnya dalam jarak 5 kili meter. Apabila melihat mangsa yang jauh, rajawali terus terfokus dan menuju mangsa tersebut sampai bisa menangkapnya meskipun banyak hambatan dan rintangan.
Falsafah :
Untuk mencapai keberhasilan, Fokuskan pada tujuan/ target yang ingin dicapai, jangan terpengaruh oleh hambatan dan bujukan/ tawaran lain apapun.

3.Rajawali berani mencari target baru dan tinggalkan yang lama
Rajawali tidak memakan apa yang mati dan harus mencari mangsa yang hidup untuk makanannya. Hanya burung gagak yang makan apa yang mati.
Falsafah :
Kreatif dan selalu mencari inovasi baru (Krenova) dan tidak mencoba menggeluti apa yang sudah ditinggalkan orang lain.

4. Rajawali Berani Menghadapi Tantangan untuk Mencapai Yang Lebih Tinggi
Apabila awan bergabung dengan Angin Topan, rajawali bangkit gairag dan langsung terbang ke atas awan merentangkan sayapnya menuju ketinggian tertinggi. Angin topan yang kencang justru membantu kecepatan terbangnya. Sementara burung lain menyembunyikan diri di balik pohon yang rimbun dan terlindungi oleh dedaunan.
Falsafah :
Berani menghadapi tantangan dan menjadikan tantangan tersebut sebagai pemacu menuju kesuksesan.

5. Rajawali Bejuang Menghadapi Ujian Untuk Tetap Berkomitment
Sepasang Rajawali yang mau kawin harus diuji terlebih dahulu. Rajawali betina akan terbang turun kebumi dan dikejar oleh Rajawali jantan. Sesampainya di tanah, si betina akan mencabut ranting dan dibawanya terbang setinggi mungkin lalu melepaskan ranting tersebut. Rajawali jantan harus mengejar dan menangkap ranting tersebut sebelum jatuh ke tanah dan memberikannya kepada si betina. Hali ini akan dilakukan berulang kali sampai si betina percaya akan kegigihan si jantan, barulah terjadi perkawinan.
Falsafah :
Kepercayaan adalah modal utama mencapai keberhasilan. Tidaklah mudah untuk mendapatkan kepercayaan dari partner anda, jangan sia-siakan kepercayaan yang sudah dberikan kepada anda.

6. Berkomitmen dan Tanggung Jawab terhadap keluarga
Menjelang Rajawali betina akan bertelur, Rajawali jantan menyiapkan sarang dengan mengumpulkan ranting, duri dan dedaunan. Setelah telur menetas, bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia didalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk rajawali mencarikan makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Setelah dirasa cukup mampu untuk terbang sendiri maka induk rajawali akan memaksa anaknya untuk meninggalkan sarang. Berulang kali rajawali betina akan mengeluarkan anaknya dari sarang dan meletakkannya di pinggir jurang. Akan tetapi anak rajawali masih merasa takut dan melompat kembali ke sarangnya. Hingga kemudian induk rajawali melemparkan anaknya ke luar sarang. Bayi rajawali yang belum bisa menggerakkan sayapnya akan langsung jatuh ke jurang dan dalam sekejap Rajawali jantan akan menyelamatkan anaknya di punggungnya sebelum jatuh ke tanah dan mengembalikan ke sarangnya. Hal ini akan diulangi sampai bayi rajawali bisa menggerakkan sayapnya dan terbang untuk memulai hidup yang mandiri.
Falsafah :
Berani menghadapi tantangan untuk hidup mandiri. Adalah prinsip yang diterapkan rajawali kepada anak-anaknya.

7.  Berani mencoba hidup baru dengan membuang semua keterbatasan
Apabila Rajawali telah berumur 40 tahun, maka paruhnya yang telalu panjang, kukunya yang sudah tidak tajam serta bulunya yang telalu tebal harus buang semua agar tumbuh paruh, kuku dan sayap baru. Dia harus mencari gua di atas bukit batu utuk mematukkan paruhnya hingga terlepas, mencakarkan kukunya hingga terlepas dan mencabuti bulunya hingga habis. Setelah tumbuh sayap baru, kuku baru dan paruh baru, maka dia akan kembali terbang tinggi dan siap menjalani hidup baru. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus dilewati oleh seekor rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
Falsafah:
Untuk sukses harus berani membuang semua batasan/ border/ kotak yang selama ini mengurung anda dan lahir sebagai manusia baru meskipun sangat menyakitkan.

Peduli Olahraga, Kang Giri Gelar Turnamen Sepak Bola "Sugiri Sancoko Cup 2015"

    PANDAK, BALONG,- Merupakan wujud perhatian terhadap masa depan dunia Sepak Bola di Kabupaten Ponorogo, sosok Sugiri Sancoko yang akrap dengan panggilan Kang Giri. Wakil Rakyat di DPRD Jatim asal sak Wetane Gunung Lawu ini bekerja sama dengan Karang Taruna Desa menggelar Kompetisi Sepak Bola "Sugiri Sancoko CUP 2015" di Desa Pandak Kecamatan Balong Kabupaten Ponorogo.
    H Sugiri Sancoko dalam sambutanya saat pembukaan Turnamen "Sugiri Sancoko CUP 2015", yang disampaikan Riyanto mengungkapkan bahwa dirinya sangat berbahagia bisa bersama-sama Pemuda Karang Taruna Desa Pandak untuk menggelar kompetisi tersebut.
   Menurutnya, kompetisi tersebut merupakan sarana untuk menggali bibit-bibit pesepak bola yang handal di wilayah Kabupaten Ponorogo. Selain itu Ivent tersebut juga demi menyalurkan bakat yang positif bagi generasi muda khususnya di dunia olahraga sepak bola."Saya sampaikan terimakasih kepada jajaran panitia, pemerintah desa pandak, karang taruna Pandak yang membantu suksesnya event ini. Kegiatan ini adalah untuk menyalurkan bakat dan guna mencari bibit berbakat demi masa depan Sepak Bola di kabupaten Ponorogo. Selamat bertanding, jaga sportifitas," harap Sugiri yang juga Calon Bupati Ponorogo.
     Sementara Kepala Desa Pandak Yaimun menyampaikan ucapan terimakasih kepada H Sugiri Sancoko yang memberikan kepercayaan kepada masyarakat Karang Taruna Desa Pandak sebagai panitia penyelenggara Sugiri Sancoko CUP 2015. "Ini merupakan kebanggaan bagi kami, semoga H Sugiri Sancoko diberi kesuksesan," ungkapnya.
   
     Hal senada juga disampaikan ketua Panitia Sirnan, dia menyampaika ucapan terimakasih kepada H Sugiri Sancoko beserta Tim. Menurutnya H Sugiri Sancoko adalah sosok yang sangat peduli terhadap pemuda, kesenian dan banyak hal. Hal tersebut tentunya yang dicari masyarakat Ponorogo sebagai pemimpin yang akan membawa kemajuan di Kota Reyog."Semoga kedepan H Sugiri Sancoko yang menjadi Bupati Ponorogo, karena dia adalah sosok yang mampu membawa perubahan di Ponorogo yang kaya akan seni dan budaya ini,"ungkapnya.
    Dalam Turnamen tersebut menurutnya, diikuti oleh 16 Club dari seluruh penjuru Kabupaten Ponorogo. dia berharap Sugiri Sancoko CUP 2015 berjalan sukses."Kami pemuda Pandak akan selalu mendukun dan mensukseskan event ini,"pungkasnya.
     Hadir dalam acara Pembukaan Turnament Sepak bola Sugiri Sancoko CUP 2015 di Desa pandak, Timses Sugiri Sancoko, Gembong Sancoko, Laskar Sancoko, Para kepala Desa, masyarakat pecandu Bola dan tim yang akan bertanding di laga perdana Sugiri Sancoko CUP 2015. (TKR.1)

Sugiri Sancoko Ngleluri Budaya Adiluhung

Ponorogo, SMN - Wong Jowo sing ngerti Jowone, sebutan yang tepat kiranya untuk salah seorang anggota DPRD 1 Jawa Timur ini. Sugiri Sancoko yang berangkat dari DAPIL VII ini merasa memiliki akan budaya jawa yang memang sudah kondang tidak hanya seantero nusantara tapi benar-benar sudah mendunia. Selaku orang jawa yang terlahir di kota Ponorogo dimana semua sudah tahu dengan seni reyog, maka giri pun juga nampak serius dalam ngleluri senine wong Ponorogo yang satu ini.

Selain itu bertepatan dengan hari jadi propinsi Jawa Timur  dan bekerja sama dengan dinas kebudayaan tingkat I Jatim,pada hari jum’at (16/9) lalu dia mengadakan gelar budaya yang bertempat di lapangan Gelang Kulon,Kecamatan Sampung yaitu dengan menggelar wayang kulit semalam suntuk bersama dalang kondang  Ki Edi Siswanto yang berasal dari Jember.Dengan mengambil lakon “Kridaning Pamong Sejati” pagelaran wayang yang diawali dengan diadakanya pertunjukan seni reog Ponorogo, yang juga dimeriahkan beberapa lawak kondang Eko Tralala Srimulat, Priyo Aljabar, Luthfi (GALAJAPO) dan Agus Kuprit.

Sugiri berbaju warok beramah tamah
dengan Damanhuri,Abas Kuntoro
(Plt dinas Pariwisata Ponorogo) dan
Hadi Santoso Pemred Media Mataraman
Pagelaran wayang kulit yang diawali dengan rangkaian acara tersebut juga dihadiri oleh sekretaris Dinas Pariwisata Jawa Timur Sunarto Iskar. MM, pelaksana tugas Dinas Pariwisata Ponorogo, Asisten I Ponorogo Pudjo Santoso,beberapa anggota dewan Ponorogo dari partai democrat, Ketua Pepadi Ponorogo Ki Ipung Purbo Sasongko, Muspika Kecamatan Sampung dan juga warga sekitar.
 “Dalam Hari Jadi Propinsi Jawa Timur ini Dinas Pariwisata Jatim sengaja memilih wayang kulit selain memberikan hiburan kepada warga juga mununjukan bahwa wayang memang milik bangsa Indonesia dan telah diakui oleh dunia”,urai Sunarto Iskar sekretaris Dinas Pariwisata Jatim.
Sementara Giri Sancoko sangat mendukung dengan pagelaran seni budaya ini serta akan turut serta dalam uapaya mempertahankan dan pelestarian budaya yang adiluhung ini. ”Dewan akan membantu dan mendukng melalui dinas-dinas terkait agar masyarakat semakin merasa memiliki akan kesenian warisan leluhur”, tegas politikus yang juga telah meluncurkan album yang di garap bersama penyanyi kondang Didi Kempot. Selain itu dia juga menandaskan bahwa ekonomi yang berbasis budaya membutuhkan investasi yang sangat kecil,tapi justru akan menumbuhkan tingkat kemandirian dari masyarakat. (ars)

Sebelum Daftar Sugiri Sancoko akan Sungkem ke Ibunda

PONOROGO (MM) - Jelang pendaftaran Calon Bupati (cabup) pasangan H. Sugiri Sancoko, SE, MM - H, Sukirno, SH dijadwalkan akan mendaftar ke kantor KPU Ponorogo pada senin 27 Juli 2015 mendatang. Seluruh Tim dan Partai pengusung, Jumat (25/7/2015) menggelar rapat koordinasi jelang pendaftaran.

      Rencananya rombongan pasangan Sugiri-Kirno akan berangkat dari rumah kediaman Giri di Desa Gelang Kulon Sampung. Sebelum berangkat Giri menyatakan akan sungkem kepada ibunda tercinta sebelum melaju ke Kantor KPU.

      Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati ini akan diusung koalisi 4 partai yakni Partai Demokrat, Golkar, Hanura, dan PKS yang beranggotakan 19 kursi di dewan. Pendaftaran Sugiri Sancoko - Sukirno dijadwalkan akan mendatangi kantor KPU Ponorogo sekitar pukul 09.30 dengan di dampingi Tim dan jajaran Partai Pengusung.

      Sementara itu, tentang mekanisme keberangkatan nanti, Sugiri akan berangkat dari Sampung di kediamanya untuk terlebih dahulu melakukan sungkem dan memohon do'a restu dari orang tuanya. "Sebagai orang jawa, dan sebagai orang Islam saya akan tetap berpegang pada ajaran agama, ridhollah fi riddhol walidain. Ini merupakan do'a paling mustajabah, obat paling manjur melebihi apapun. Saya akan sungkem dulu pada ibu saya mohon restu. Semoga perjalanan ini mendapat ridho dari Allah untuk mewujudkan mimpi membangun Ponorogo," terang Sugiri yang juga salah satu pengurus NU wilayah Jatim ini.

       Lebih lanjut dia mengatakan bahwa pasangan Sugiri-Sukirno merupakan kolaborasi yang pas untuk kabupaten Ponorogo,"Saya dari kulon kali, pak Kirno etan kali, saya muda pak Kirno sudah Senior, saya seniman pak Kirno pinter ngaji, ini adalah pasangan yang pas untuk kota Ponorogo yang Agamis dan berbudaya,"pungkasnya. (din/hart/mm)

Kenali Selera Politik Pemilih di Dapil



PARLEMEN JATIM - "Tak Kenal, Maka Tak Sayang", pepatah lama itu dipegang oleh Sugiri Sancoko. Hasilnya? Politisi satu ini berhasil mendulang 107. 558 suara dalam Pemilu Legislatif. Untuk melaju ke Gedung Indrapura, Politisi Partai Demokrat yang kembali maju lewat daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur VII yang meliputi wilayah Kabupaten Pacitan, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi itu belajar mengenali selera politik masyarakat di dapilnya. 
Pria yang akrab disapa Giri itu mengakui, latar belakangnya sebagai orang Ponorogo sedikit-banyak membantu dirinya dalam mengenali kebiasaan dan rutinitas masyarakat di dapilnya. Dengan demikian ia pun bisa memahami selera politik masyarakat di sana.
Pengamatan dan pemetaan itu dilakukan Giri lewat observasi langsung dengan menyambangi dapil selama lima tahun terakhir. Menurut pengakuannya, hampir tiap akhir pekan ia ke dapil. Kadang sendiri, seringkali bersama anak dan istri.
"Saya paham selera politik masyarakat di dapil. Kebetulan tipikal saya ini cocok dengan masyarakat di dapil VII. Makanya, mereka mau pilih saya," tutur politisi berlatar seniman itu.

Wakil Sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim itu mengungkapkan, masyarakat di dapilnya itu tipikal masyarakat yang guyub sehingga senang cangkruk berlama-lama sambil minum kopi dan makan singkong atau ubi rebus. Karena itulah, dirinya tak pernah melakukan sosialisasi secara formal dengan pidato atau kampanye dialogis. Dirinya lebih sering cangkruk bareng dengan masyarakat.
Dengan begitu mereka tidak hanya kenal tapi juga dekat dengan dirinya. Kedekatan itu bisa terjadi karena Giri selalu melepas atributnya sebagai anggota Dewan saat bersama masyarakat. Dengan begitu antara dirinya dengan masyarakat jadi tak berjarak.

Caleg terpilih yang kembali melenggang ke Gedung Indrapura dengan predikat peraih suara terbanyak di dapil Jatim VII memang paham betul dengan tradisi masyarakat di dapilnya yang gandrung akan kesenian seperti reog dan wayangan.
Karena alasan itulah, Giri termasuk sering menggelar wayang kulit semalam suntuk di dapil. Dengan wayangan, mantan wartawan itu mengaku punya momen yang pas untuk berinteraksi dengan masyarakat. Sosialisasi yang dilakukannya pun tak kentara seperti kampanye pada umumnya. Dirinya sangat paham, masyarakat saat ini sudah bosan dan muak dengan jargon-jargon serta janji politik.

"Saya tidak pernah kampanye secara formal. Yang saya lakukan adalah mendekatkan diri dengan masyarakat. Salah satunya dengan wayangan. Saya terbilang sering menggelar wayangan di dapil, dengan begitu saya bisa berbaur dengan mereka," beber Ketua Komisi E DPRD Jatim periode 2009-2014, tersebut.

Alumni Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya itu mengungkapkan, pada dasarnya dirinya senang merakyat. Tidak hanya saat menjadi wakil rakyat, tetapi jauh sebelum dirinya menjadi politisi. Dirinya merasa ada kenikmatan tersendiri saat bisa cangkruk dan tertawa bareng dengan masyarakat. Hal itu dibuktikan wayangan yang ia lakukan tidak hanya menjelang pemilu tetapi juga setelah pemilu.

"Saya prinsipnya memang senang wayangan dan kumpul bareng masyarakat. Jadi kapanpun ada waktu dan biaya, pasti saya wayangan," imbuh politisi yang akrab dengan para aktifis buruh itu.

Sugiri-Sukirno unggul dukungan, 4 pasang cabup Ponorogo daftar ke KPU

LENSAINDONESIA.COM: Empat pasangan calon bupati Ponorogo resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Ponorogo, Senin (27/07/2015). Masing-masing pasangan calon menyatakan siap bertarung dalam Pilkada yang akan digelar 9 Desember 2015 mendatang.
Para pasangan calon datang dikantor KPU Kabupaten Ponorogo dengan diiringi para pendukungnya sesuai dengan urutan yang telah disepakati bersama.
Misranto-Isnen Supriyono pasangan calon bupati jalur independen yang datang dengan mengendarai becak bermotor alias bentor datang sesuai jadual yang telah disepakati. Namun dalam proses pendaftaran mengalami sedikit keterlambatan karena fotokopi ijazah legalisir milik Misranto masih tertinggal di rumah.
“Memang agak lambat tapi hanya sedikit masalah teknis saja. Ijazah fotokopi legalisir ada yang terselip. Tapi dari keseluruhan berkas Pak Misranto-Isnen lengkap kok. Untuk kekurangan jumlah dukungan yang mencapai sekitar 17 ribu lembar, akan kami tambah di masa perbaikan,” ungkap Ketua Tim Pemenangan Misranto-Isnen, Mustaqim Aziz.
Usai Misranto-Isnen, pasangan cabup Sugiri Sancoko dan Sukirno datang ke kantor KPU. Pasangan cabup yang diusung Partai Demokrat, Golkar, Hanura dan PKS ini tiba tepat waktu, pukul 12.00 WIB. Poses pendaftaran Sugiri-Sukirno berlangsung sangat lancar.
“Lancar semuanya. Ada yang masih kurang lengkap tapi tadi langsung kami lengkapi dan yang belum bisa akan kami lengkapi di masa perbaikan. Buat saya yang terpenting adalah persiapan untuk pemenangan karena kami pasangan paling komplit,” kata Sugiri Sancoko yang merupakan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur.
Menjelang pukul 13.00 WIB, giliran jago dari Partai Gerindra, Ipong Muchlisoni bersama pasangannya Sujarno. Sempat disambut reyog oleh simpatisannya, Ipong berjalan kaki sekitar 200 meter menuju gedung KPU. Proses penerimaan calon yang diusung oleh Partai Gerindra, PAN dan Nasdem dan didukung oleh PPP ini berlangsung lancar. Hampir semua dokumen lengkap.
“Kalau soal wakil yang ternyata adalah Pak Sujarno, ini karena berbagai pertimbangan. Yang jelas Ponorogo butuh sosok pemimpin yang baru. Dan kami tinggal meneruskan langkah untuk pemenangan,” terang Ipong.
Sebagai pasangan yang datang paling buncit  adalah pasangan calon incumbent Amin dan calon wakilnya Agus Widodo. Pasangan yang diusung PKB dan PDI Perjuangan ini mendatangi kantor KPU mengendarai dokar(andong). Proses penerimaan pendaftaran keduanya pun cukup lancar.
“Tadi yang kurang cuma beberapa surat yang memang masih proses dan ada foto yang kurang. Kami siap memperbaiki. Di luar itu kami sudah siap. Tim pemenangan sudah ada, di beberapa daerah sudah siap dibentuk juga dan tinggal melangkah lebih mantap lagi,” ujar Amin.
Sementarai itu ditemui usai penerimaan pendaftaran semua pasangan cabup, Ketua KPU Kabupaten Ponorogo Ikhwanudin Alfianto kepada lensaindonesia.com menyatakan, “untuk pasangan perseorangan memang masih kurang dukungan yang memenuhi syarat. Tapi mereka siap  untuk memenuhinya. Sedangkan untuk ketiga pasangan yang diusung parpol telah memenuhi syarat pencalonan, terutama dari sisi jumlah kursi dari koalisi parpol pengusung,” ucap Ikhwanudin.
Untuk melengkapi kekurangan persyaratan, bagi pasangan calon masih mempunyai kesempatan untuk melakukan perbaikan berkas yang dijadwalkan pada 4 sampai 7 Agustus mendatang.
Semua pasangan calon telah memenuhi jumlah minimal kursi dungangan dari partai pengusung yaitu 9 kursi. PasanganSugiri Sancoko-Sukirno mengantongi 19 kursi, pasangan Ipong Muchlissoni-Sujarno 13 kursi dan pasangan Amin-Agus Widodo 12 kursi.
“Semua sudah memenuhi batas minimal 9 kursi. Jadi semua bisa mendaftar dan 44 dari 45 kursi DPRD sudah terpakai. Untuk rekomendasi dari parpol pengusung juga sudah lengkap,” ujar Ikhwanudin.
Proses berikutnya adalah pemeriksaan kesehatan yang akan dilaksanakan Selasa (28/07/2015) besok dan tes tulis psikotes di hari berikutnya. Proses ini bisa dilakukan karena sudah tidak mungkin ada penambahan calon karena dari jalur perseorangan hanya Misranto-Isnen yang sudah mengajukan dukungan. Sedangkan jalur parpol sudah seluruh partai saling berkoalisi dan kursinya habis dibagi.@arso




Berita Terkait :